Jumat, 31 Agustus 2012

mengisi malam-malam di 10 hari terakhir Ramadan


DALAM beberapa hadits, Rasulullah SAW menerangkan hal-hal yang harus dilakukan untuk mengisi malam-malam di 10 hari terakhir Ramadan. Ada beberapa hal yang dicontohkan.

I’tikaf
Rasulullah SAW menghabiskan 10 malam terakhir dengan beribadah di masjid (i’tikaf). Pintu rumahnya langsung menempel ke masjid hingga saat i’tikaf dia menyisir rambutnya hanya dengan membuka tirai antara rumah dan masjid.

Ini dilakukan karena ia tidak ingin beranjak sedikit pun dari masjid saat beri’tikaf. Istri Rasulullah SAW. Aisyah RA menuturkan, Rasulullah SAW beri’tikaf dengan tujuan mendapat malam lailatul qadar. Dengan menghilangkan segala kesibukan dunia maka akan lebih mudah bermunajat kepada Allah, banyak berdoa dan banyak berdzikir ketika itu.

Meningkatkan Kesungguhan dalam Beribadah
Aisyah menceritakan, “Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir Ramadan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya,” (HR Muslim).

Hal dasar yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan ibadah lailatul qodr adalah meningkatkan kesungguhan. Biasanya pada akhir Ramadan, masyarakat sibuk dengan persiapan menghadapi Lebaran. Berbelanja, membuat kue-kue, mempersiapkan tiket mudik, dan kegiatan lainnya. Kelelahan menyiapkan hal-hal remeh-temeh kadang membuat kita tidak sempat meramaikan malam-malam di akhir Ramadan dengan optimal.

Oleh sebab itu, kesungguhan menjadi hal utama. Kegiatan yang berkaitan dengan mudik dan perayaan Idul Fitri dapat dilaksanakan pada awal atau pertengahan Ramadan.

Memperbanyak Salat Malam
Dari Abu Hurairah Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa melaksanakan salat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni,” (HR Bukhari).

Setelah melaksanakan puasa selama 20 hari, tentu tubuh kita telah terbiasa. Makan dan minum sudah tentu tidak perlu berlebihan agar rasa kantuk tidak datang saat beraktivitas di siang hari. Pada 10 malam terakhir, qiyamu lail atau tarawih, lebih utama dilaksanakan pada sepertiga malam atau mulai pukul 03.00 dini hari.

Memperbanyak Istighfar
Selain sebagai waktu yang tepat untuk berdoa kepada Allah, lailatul qodr juga tepat untuk memohon ampunan kepada-Nya. Setelah Ramadan kita menyonssong Idul Fitri, sebuah hari raya yang merupakan simbol kembali pada kondisi bersih dan suci. Tentu kondisi suci ini harus diupayakan selama Ramadan berlangsung. Salah satu penyuciannya dilaksanakan pada 10 malam terakhir.

”Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab, ”Katakanlah: Allahumma innaka afuwwun tuhibbul afwa fa’fu anni (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar